Tugas Kuliah - Pemodelan Matematika
MODEL
EPIDEMIK SIR, SIC dan SVIR
Hai,
polong renten (teman-teman)..
Pada artikel kali ini, kita akan
membahas mengenai model epidemik SIR, SIC dan SVIR.
1. MODEL SIR
Model
epidemi SIR pertama kali diperkenalkan oleh Kermack dan Mc. Kendrick pada tahun
1927. Model tersebut terdiri dari tiga kompartemen atau sub populasi yaitu: Susceptible (S) atau individu yang
rentan terserang penyakit, Infected (I)
atau individu yang terinfeksi dan dapat menyebarkan penyakit tersebut kepada
individu yang rentan, dan Recovered (R)
atau individu yang diasumsikan telah sembuh atau kekebalan tubuhnya telah
kembali normal sehingga kebal terhadap penyakit.
Pada
ketiga klasifikasi di atas, antara sub populasi I dan sub populasi S terdapat interaksi langsung. Dengan
anggapan bahwa ada upaya penyembuhan terhadap yang terinfeksi (I) dan terjadi penularan terhadap
anggota S, maka akan terjadi jumlah
anggota S berkurang. Semua anggota I berisiko menularkan ke semua anggota S, sehingga pengaruh semua anggota I
untuk menularkan ke semua anggota S
adalah IS. Dengan demikian, laju
penurunan Sub populasi S adalah
sebanding dengan
(2.1)
dengan
β : tetapan (positif) tingkat
penularan.
Sebagaimana
disebutkan dalam pembahasan awal, sejumlah anggota I berinteraksi langsung
terhadap anggota S. Sehingga terjadi
kenaikan jumlah anggota I yang
tertular. Besarnya anggota S yang
tertular sebanyak . Dengan anggapan bahwa
terdapat anggota I yang sembuh
sehingga sub populasi I akan
berkurang sebesar . Dengan demikian, laju
kenaikan I adalah
(2.2)
dengan : tetapan (positif) laju pemulihan.
Sub
populasi R ini berhubungan dengan sub
populasi I, seperti yang telah
disebutkan di atas. Laju perkembangan subpopulasi ini sebanding dengan anggota subpopulasi I yang sembuh,
(2.3)
Berdasarkan
asumsi ini, maka kita dapat membentuk skema model sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Model Epidemi SIR
Skema
diatas dapat dituliskan secara lengkap menjadi sistem persamaan diferensial
sebagai berikut :
(2.4)
dengan
S = jumlah
individu yang rentan dalam populasi (Susceptible)
pada waktu t
I = jumlah
individu yang terinfeksi dalam populasi (Infectious)
pada waktu t
R = jumlah
individu yang sembuh dalam populasi (Recovered)
pada waktu t
β =
laju penularan penyakit dari Susceptible
menjadi Infectious
γ =
laju pemulihan dari Infectious
menjadi Recovered.
Sistem
persamaan diferensial (2.4) di atas menggambarkan transisi masing-masing
individu dari S ke I lalu ke R. Dengan menambahkan ketiga persamaan tersebut kita dapat
menunjukkan dengan mudah bahwa total populasi adalah konstan.
Di
dalam epidemiologi, tingkat penyebaran penyakit menular biasa diukur dengan
suatu nilai yang disebut bilangan reproduksi dasar (). Agar terbebas dari
infeksi tuberkulosis, harus dibuat . Dalam hal ini setiap
penderita hanya dapat menyebarkan penyakit kepada rata-rata kurang dari satu
penderita baru, sehingga pada akhirnya penyakit akan hilang. Sedangkan, apabila
maka setiap penderita dapat menyebarkan
penyakit kepada rata-rata lebih dari satu penderita baru, sehingga pada
akhirnya akan terjadi epidemic.
Oleh
karena itu, jumlah individu yang terinfeksi dapat ditemukan dengan mencari
nilai dari rasio reproduksi. Sedangkan untuk menunjukkan jumlah individu rentan
(Susceptible) yang dapat menderita
penyakit yang disebabkan oleh satu individu terinfeksi dapat ditentukan dengan
menghitung bilangan reproduksi dasar.
Bilangan
reproduksi dasar dilambangkan dengan dan dinyatakan dengan persamaan berikut:
(2.5)
dengan
= bilangan reproduksi dasar
β =
laju penularan penyakit dari Susceptible
menjadi Infectious
γ =
laju pemulihan dari Infectious
menjadi Recovered
=
jumlah penduduk
=
jumlah individu rentan (Susceptible)
awal
Beberapa
kondisi yang akan timbul, sebagai berikut:
1. Jika , maka penyakit akan
menghilang.
2. Jika , maka penyakit akan
menetap.
3. Jika , maka penyakit akan meningkat
menjadi wabah.
2. MODEL SIC
SIC
Model ini membahas suatu model epidemik sederhana dengan pembawanya. Contohnya,
penyebaran malaria melalui nyamuk, yang mana suatu nyamuk adalah pembawa
penyakit malaria itu sendiri. Oleh karenanya ketika seseorang yang rentan
terkena, dan kontak dengan pembawa penyakit malaria yaitu nyamuk, akibatnya
menjadi terinfeksi. Pada model SIC ini dibagi menjadi kelas-kelas. Terdiri dari
kelas Susceptible (S) atau individu
yang rentan terserang penyakit, kelas Infected
(I) atau individu yang terinfeksi dan dapat menyebarkan penyakit tersebut
kepada individu yang rentan, dan Carry (C)
atau individu pembawa penyakit itu sendiri dan dapat diartikan sebagai sarana
penyebar virus atau penyakit.
Perlu
dicatat bahwa dalam kasus ini, seseorang yang berada di kelas Susceptible (S) atau individu yang
rentan terserang penyakit terlibat kontak dengan individu yang berada di kelas Infected
(I) atau individu yang terinfeksi dan dapat menyebarkan penyakit tersebut
kepada individu yang rentan, tidak mengakibatkan mereka berada dikelas Infected (I) atau individu yang
terinfeksi dan dapat menyebarkan penyakit tersebut kepada individu yang rentan.
Hal tersebut hanyalah sebuah asumsi bahwa seorang individu yang terinfeksi dan
dapat menyebarkan penyakit tersebut kepada individu yang rentan dapat sembuh
dan menjadi atau individu yang rentan terserang penyakit kembali. Kasus tersebut
diperoleh suatu persamaan yang dijelaskan dalam model. Bentuk model SIC adalah
sebagai berikut.
3. MODEL SVIR
Vaksinasi merupakan upaya pencegahan
penyebaran penyakit. Liu et al. (2008) mengembangkan model SIR menjadi model SVIR dengan memperhatikan
program vaksinasi. Dalam model tersebut, individu yang
mendapatkan vaksin dikategorikan ke dalam kelompok individu vaccinated (V).
Pada individu kelompok V terdapat kematian alami, sehingga
banyaknya individu kelompok V berkurang sebesar μV. Vaksin
biasanya diberikan kepada bayi usia tertentu. Dengan memperhatikan hal
tersebut bayi yang baru lahir digolongkan sebagai individu S.
Sehingga individu yang mendapat vaksin adalah individu S.
Jika α menyatakan laju vaksinasi maka
banyaknya individu kelompok S berkurang sebesar αS dan banyaknya
individu kelompok V bertambah sebesar αS. Beberapa vaksinasi
memiliki masa efikasi tertentu yang efektif mencegah penyakit
selama jangka waktu tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa vaksin tidak sepenuhnya memberikan kekebalan seumur hidup. Oleh
karena itu, individu yang divaksin dimungkinkan menjadi
rentan kembali terhadap infeksi penyakit. Jika λ menyatakan laju efektivitas vaksin maka banyaknya individu kelompok V berkurang sebesar
λV dan individu kelompok S bertambah
sebesar λV. Gagal vaksin dapat terjadi apabila terjadi kesalahan prosedur
pemberian vaksin, jadwal vaksinasi yang tidak tepat, kesalahan
pada sistem kekebalan individu, dan lain-lain. Sehingga individu tersebut merupakan individu yang mendapatkan vaksin namun jika
terjadi kontak dengan individu I maka individu tersebut akan
terinfeksi penyakit. Hal tersebut disebut sebagai kegagalan vaksin. Jika δ menyatakan
laju kegagalan vaksin maka banyaknya individu V berkurang sebesar δ dan banyaknya individu I bertambah
sebesar δ . Selanjutnya dinamika populasi model SVIR yang merupakan
proses
perubahan banyaknya individu masing-masing kelompok ditunjukkan
pada Gambar 1.
Gambar 1 Dinamika Model SVIR
Dengan demikian
diperoleh model SVIR adalah sebagai berikut.
= θN-μS-β-αS+λV
= -μV+αS+λV -δ
= -μI+β-γI-ηI+ δ
= -μR+ γI
dengan S(0) ≥ 0, V(0) > 0,
I(0) > 0, R(0) ≥ 0 dan
θ,μ,α,γ,η,β,λ,δ > 0 Kedelapan
parameter tersebut berturut-turut menyatakan laju kelahiran, laju kematian
alami, laju kontak, laju kesembuhan, laju kematian karena penyakit, laju
vaksinasi, laju efektivitas vaksin, laju kegagalan vaksin. Model (3) merupakan
sistem persamaan diferensial nonlinear order satu. Perubahan sesaat banyaknya
individu kelompok S, V, I, dan R dinyatakan dengan , , dan Penyelesaian
dari model (3) adalah banyaknyaknya individu pada masing-masing kelompok
individu pada waktu t. Sehingga pola penyebaran penyakit ditentukan
berdasarkan penyelesaian model SVIR.
Daftar
Pustaka
Sandip Benerjee (2014), E-Book
Mathematical Modeling (Models, Analysis And Applications). Diterbitkan Oleh CRC
Press Taylor And Francis Group. No, ISBN -13:978-1-4822-2916-5(eBook-PDF).
Comments
Post a Comment